Penutup: Biografi Syekh Yusuf bin Ismail an Nabhani
Al-Nabhani lahir pada 1265 H dan dibesarkan di Ijzim. Ia menghafal Al-Qur'an dengan berguru kepada ayahandanya sendiri, Isma'il bin Yusuf, seorang syaikh berusia 80 tahun. Pada usia lanjut, Isma`il bin Yusuf masih dikaruniai akal, pancaindra, kekuatan, dan hafalan yang sempuma, rajin beribadah, dan bacaan Al-Qur'an-nya sangat bagus. Setiap tiga hari sekali, Isma`il mengkhatamkan Al-Qur'an, hingga khatam tiga kali dalam seminggu. Keistimewaan dan kelebihan ini sangat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan pribadi Yusuf al-Nabhani, yang selalu dibekali hidayah dan ketakwaan dari ayahnya yang saleh di lingkungan yang bersih dan suci.
Selesai mengkhatamkan hafalan Al-Qur'an, Yusuf al-Nabhani disekolahkan orang tuanya ke Al-Azhar, dan mulai bergabung pada Sabtu awal Muharram 1283 H. Ia tekun belajar dan menggali ilmu dengan baik dari imam-imam besar dan ulama-ulama umat yang kritis dan ahli ilmu syariat dan bahasa Arab dari empat imam madzhab.
Ia sangat tekun berikhtiar dan meminta bimbingan kepada orangorang berilmu tinggi yang menguasai dalil aqli dan naqli, sehingga ia dapat mereguk samudra ilmu mereka dan mengikuti metode keilmuan mereka. Hal ini berlangsung sampai bulan Rajab 1289 H. Kemudian ia mulai berkelana meninggalkan Mesir untuk ikut serta menyebarkan ilmu dan mengabdi kepada Islam, agar bermanfaat bagi kaum muslimin dan meninggikan mercusuar agama.
Ketika namanya semakin terkenal, bintangnya semakin bersinar, dan banyak orang mendapatkan bimbingan dan petunjuk darinya, ia diangkat sebagai pejabat pengadilan di wilayah Syam, dan akhirnya menjadi ketua Pengadian Tinggi di Beirut. Pekerjaannya itu dijalaninya dengan penuh kesungguhan dan niat menolong serta dianggapnya sebagai ibadah disertai niat yang tulus ikhlas. Hatinya senantiasa berzikir dan membaca Al-Qur'an, banyak bershalawat untuk Rasulullah Saw., keluarga, dan sahabat-sahabat beliau. Yusuf al-Nabhani selalu mengisi waktu malam dan siangnya dengan melaksanakan ibadah-ibadah wajib dan sunnah tanpa henti, bosan, atau lupa. Tak terhitung banyaknya peristiwa luar biasa yang terjadi padanya, peristiwa-peristiwa yang hanya dikhususkan untuk para wali dan hamba Allah yang selalu dekat dengan-Nya.
la juga tidak meninggalkan aktivitas-aktivitas yang biasa dilakukan orang-orang
yang luhur dan dicintai, yakni menyusun dan mengarang berbagai kitab yang sangat
mengagumkan. Imam besar ini diyakini mendapatkan ilham kebenaran dari Allah.
Kitab-kitabnya yang bernilai tinggi dan agung membahas berbagai disiplin ilmu;
ilmu hadis, sejarah Nabi, pujian untuk Nabi, tafsir, pembelaan terhadap Islam,
pujian kepada Allah Swt., kisah-kisah tentang wali-wali Allah dan orang-orang
khusus-Nya, dan lain sebagainya. Kitab-kitab tersebut tidak mungkin lahir dari
kemampuan individualnya belaka, tetapi dibantu dengan karamah, kekuatan, dan
pertolongan dari Allah Swt. Jika Allah mencintai hamba-Nya yang benar, maka
Dia menjadikan pendengaran-Nya sebagai pendengaran hamba- Nya, dan penglihatan-Nya
sebagai penglihatan-hamba-Nya.
Artikel ini adalah bagian dari buku Kisah Karomah Wali Allah karangan Syekh Yusuf bin Ismail an Nabhani |
- 16066 reads
Artikel ini dirujuk di
Artikel ini dirujuk di http://www.facebook.com/note.php?note_id=472463202566
tentang Syekh Yusuf an
tentang Syekh Yusuf an Nabhani di wikipedia http://en.wikipedia.org/wiki/Yusuf_an-Nabhani
Post new comment